Senin, 01 Oktober 2012

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN


ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

 A. Tinjauan Kewajiban
Kewajiban lancar
Kewajiban lancar (jangka pendek) merupakan kewajiban yangpelunasannya menggunakan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancarlainnya. Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah manayang lebih panjang satu tahun dan satu siklus perusahaan. Terdapat dua jeniskewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivita operasi, meliputi utangpajak, pendapatan diterima di muka, uang muka , piutang usha, dan akruakbeban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari ktivitaspendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun.
Kewajiban tak lancar
 Kewajiban tak lancar (jangka panjang) merupakan kewajiban yang tidak jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yanglebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar.Kewajiban tak lancar beragam bentuknya , dan penilaian serta pengukuran nyamemerlukan pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapanmeliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan, danprovisi subordinasi.
Analisis Kewajiban
Karena kewajiban merupakan klaim terhadap perusahaan, kitamemerlukan keyakinan bahwa perusahaan mencatatnya . Pencatatan ini meliputipengungkapan jumlah dan tanggal jatuh tempo , termasuk kondisi , halangan ,dan batasan yang diberlakukan pada perusahaan . Jika kewajiban dinyatakanlebih rendah dari seharusnya karena beban yang lebih rendah atauditangguhkan.


B. Sewa Guna Usaha (LEASING)
Sewa guna usaha bentuk pendanaan yang popular, khususnya dalam beberapa industri tertentu. Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak pada lesse untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor,selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lesse membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum. Perjanjian mewajibkan lesse membayar selama periode yang ditentukan. Sewa guna usaha meningkat frekuensi maupun besarannya. Diperkirakan hampir sepertiga pendanaan aktiva pabrik. Sewa guna usaha merupakan bentuk pendanaan utama dalam usaha ritel, penerbangan , dan kereta api. Pendanaan sewaguna popular karena beberapa hal. Pertama, penjual menggunakan sewa guna usahauntuk meningkatkan penjualan dengan menyediakan pendanaan bagi pembeli.Pendapatan bunga dari sewa guna usaha sering kali menjadi sumber pendapatan utama bagi penjual tersebut untuk mendanai pembelian aktivanya.

Akuntansi dan Pelaporan sewa guna usaha
Klasifikasi dan Pelaporan sewa guna usaha
 Lesse mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capitallease jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dariempat criteria sebagai berikut:
a.Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lesse pada akhir masa sewaguna usaha.
b.Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah .
c.Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.
d.Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaham inimum lainnya sebesar 90% / lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengankredit pajak investasi yang ditahan oleh  lessor.e.
Sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidaksatu pun criteria tersebut terpenuhi.

4. Analisis Sewa Guna Usaha
Dampak operating lease
 Insentif bagi lesse untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai operating lease terkait dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan keuangan ini adalah :
1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.
2. Operating lease menyediakan aktiva lebih rendah dari seharusnya.
3. Operating lease menunda pengakuan beban disbanding dengan capital lease.
4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnyadengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalamwaktu satu tahun dalam neraca.5.
Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.Karena klasifikasi sewa guna usaha berdampak pada laporan keuangan danrasio , analisis harus membuat penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelummelakukan analisis. Banyak analis mengonversi seluruh operating lease menjadicapital lease. Analisis yang lain lebih efektif.
Konversi Operating Lease menjadi Capital lease
 Untuk mengkonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukanestimasi nilai sekarang kewajiban operating lease. Proses ini dimulai dengan estimasitingkat bunga yang akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaransewa guna usaha. Menentukan tingkat bunga operating lease ini merupakantantangan . Untuk perusahaan yang melaporkan capital lease maupun operatinglease, kita dapat memperkirakan tingkat bunga implicit untuk capital lease danmengasumsikan tingkat bunga yang sama untuk operating lease.Terdapat dua masalah saat mencari tingkat bunga dari capital lease. Pertama,tidaklah mungkin untuk menggunakan cara ini untuk perusahaan yang tidakmelaporkan rincian capital lease . Masalah kedua timbul jika tingkat bunga capitallease dan operating berbeda saat tanggal bunga berbeda

5. C. Imbalan Pasca Pensiun
Imbalan Pensiun
Sifat kewajiban pensiunPerusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk programpensiun. Program pensiun merupakan janji pembeli kerja untuk menyediakanimbalan pensiun bagi pekerja , dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak :pembri kerja, yang memberikan kontribusi pada program pensiun, pekerja yangmenerima imbalan dan dana pensiun. Dana pensiun terpisah dari pemberi kerja dandiadministrasikan oleh pihak yang ditunjuk (trustee). Dana pensiun menerimakonstribusi , menginvestasikan , konstribusi tersebut dengan cara yang tepat danmemberikan imbalan pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakanbagi pensiun. Program pensiun iuran pasti menentukan jumlah kontribusi pemberikerja pada program pensiun.

Ekonomi akuntansi pensiunBiaya pensiun ekonomi atau beben merupakan biaya bersih selama periodebersangkutan. Biaya pensiun ekonomi meliputi komponen yang berulang .pengembalian atas aktiva program pensiun digunakan untuk menutupbiaya-biayatersebut untuk menghitung biaya pensiun ekonomi bersih.Bunga Pensiun berulang terdiri atas dua komponen sebagai berikut :
1. Biaya jasaMerupakan nilai sekarang aktiva atau imbalan pensiun yang dihasilkanoleh pegawai berdasarkan rumus imbaln pensiun. Biaya yangmenambah PBO ini timbul saat pegawai bekerja satu periode lagi.Biaya jasa hanya ada dalam program yang mendasarkan jum;lahpensiun pada periode jasa.
2. Biaya bungaMerupakan penambahan atas PBO yang timbul karena pembayaranpensiun menjadi satu periode lebih dekat. Biaya ini muncul karenaPBO merupakan nilai sekarang atas imbalan pensiun di masa datang.

6. Biaya pensiun yang tidak berulang, yang berasal dari peristiwa seperti perubahanasumsi aktiva atau perubahan ketentuan program terdiri dari dua komponen sbb:
1.Keuntungan atau kerugian aktivaMerupakan perubahan PBOyang terjadi saatasumsi aktivadalam penghitungan PBO direvisi . Tingkat diskonto merupakan faktoryang sering direvisi karena ketergantungnnya pada tingkat bungayang berlaku dalam ekonomi.
2. Biaya jasa lalu timbul karena perubahan ketentuan programpensiun atau PBO. Biaya jasa lalu meliputi imbalan pensiun yangdibentuk oleh amandemen program yang umumnya terjadi karenanegosiasi tenaga kerja dan tawar menawar secara kolektif.Komponen terakhir dalam penghitungan biaya pensiun ekonomi bersih adalahpenyesuaian untuk pengembalian actual aktiva program.
Pengembalian actual akiva program
 Merupakan laba program pensiun. Laba aktiva program terdiri daripenghasilan investasi, kenaikan modal serta dividend dan bunga yang diterima,dikurangi upah manajemen , ditambah kenaikan yang direalisasi dan yang tidakdirealisasi aktiva program lainnya.Membandingkan biaya pensiun yang dilaporkan dan biaya pensiun ekonomi.Tampak3 perbedaan nyata:
1.      Yang dilaporkan adalah pengembalian yang diharapkan atas aktiva program
2.      Daampak perubahan aktuaria dan jasa lalu tidak termasuk dalam biayapensiun yang dilaporkan.
3.      Komponen yang ditangguhkan diamortisirkan selama jasa pegawai yangtersisa

7. D. Kontijensi dan Komitmen
Kontijensi
Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian potensial yangpenyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan.Kewajiban kontijen muncul dari perkara hukum, ancaman pengambilalihanpenagihan piutang, klaim atas garansi produk atau kerusakan produk, garansikinerja, perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri dan kerugianproperti. Analisis Kewajiban KontinjenKontijensi yang dilaporkan sperti garansi jasa merupakan estimasi dan juga harus menganalisis pengungkapan atas seluruh kerugian (keuntungankontijensi). Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi :
O Deskripsi kewajiban kontijen dan tingkat resiko
O Jumlah kontijensi potensial dan bagaimana partisipaso pihaklain diperlakukan dalam penentuan risiko
O Pembebanan estimasi kerugian kontinjen, jika ada.
Komitmen
 Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaanberdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidakdiakui dalam laporan keuangan karena peristiwa sepertipenandatangan kontrak atau penerbitan pesanan.E. Pendanaan di Luar NeracaPendanaan di luar neraca (off-balanced-sheet financing) adalah tidaktercatatnya kewajiban pendanaan tertentu..Entitas
Bertujuan khusus , dimana konsepnya adalah sbb :a. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi denganinvestasi ekuitasb. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan membeli aktiva dari atau perusahaan sponsor.c. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakanpengembalian bagi investor ekuitas


8. F. Ekuitas Pemegang Saham Analisis ekuitas pemegang daham meliputi :
·         Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaanekuitas
·         Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham danpriosritas mereka dalam likuidasi
·         Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
·         Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasanlainnya atas distribusi laba ditahan.
·   Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat di konversi,opsi saham,dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.